indosiar.com, Sukabumi - Bila ingin beli golok, atau sekedar mengkoleksi macam-macam pisau, pergilah ke Desa Cibatu, Sukabumi, Jawa Barat. berbagai jenis benda tajam, seperti golok, atau pisau komando tentara, atau polisi, bisa ditemukan di tempat ini.
Desa Cibatu, memang identik dengan pengrajin pisau, dan penghasil golok yang handal. Reputasi desa ini terkenal sejak pendudukan Jepang. Waktu itu banyak permintaan untuk membuat senjata tajam, seperti samurai.
Permintaan untuk membuat pisau, kini makin beragam. Bahannya berasal dari besi baja bekas per truk. Di bengkel milik Pak Acem inilah, besi-besi bekas pun mengalami proses penempaan, mulai dari membelah dua plat baja, hingga menjadi bentuk pisau komando setengah jadi.
Dibantu kedua anak dan saudaranya, sekitar 50 pisau komando, dan 50 pahat pesanan, bisa dihasilkan dari bengkelnya. Menempa besi terasa lebih ringan, karena sudah 15 tahun ini, Pak Acem menggunakan tenaga mesin diesel, untuk menggerakan mesin tempa, dan blower guna membakar bara api.
Pisau komando yang telah digerinda ini, lalu dibawa acem ke Bengkel Nandang, terletak di sentra industri kecil Sukabumi. Disinilah, bentuk pisau disempurnakan, melalui proses yang masih panjang. Pisau-pisau ini dibakar ulang, supaya mudah dibentuk. Terakhir, digerinda hingga permukaan pisau halus dan tajam.Bermacam-macam pisau polisi di buat di Bengkel Nandang, seperti pisau sangkur M-16, pisau Brimob, pisau Aitor untuk Kostrad hingga pisau Paskhas TNI. Dengan peralatan yang lengkap, Nandang memulai bisnis sebagai pengrajin pisau sejak tahun 1998.
Awalnya, Nandang hanya menampung hasil karya warga Cibatu, lalu memasarkannya. Namun, seiring dengan waktu, banyak pelanggan yang menuntut barang berkualitas. Nandang pun memutuskan menekuni usaha sebagai pengrajin pisau komando.
Laki-laki yang belajar membuat pisau dari kakeknya ini, termasuk pengusaha pisau yang suskes. 1000 pucuk pisau, bisa dihasilkan tiap minggu. Penjualan pisau ini sudah merambah pasar Surabaya hingga Sumatera. Kejujuran dan tepat janji, membuat bapak 3 putra ini, mempunyai pelanggan tetap.
Sayangnya karena di pasaran pisau komando lebih menguntungkan, mengakibatkan banyak pengrajin yang beralih dari membuat golok ke pisau komando.
Desa Cibatu, adalah desa pisau namun golok Cibatu yang pernah merajai itu, tidak harus tertelan oleh jaman. Maha karya yang menjadi simbol Desa Cibatu, seharusnya layak terus dipertahankan.(Idh)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar